Sektor pertanian merupakan sektor terpenting yang ada di Desa Mangguh karena sebagian besar penduduk desa bermata pencaharian sebagai petani. Berbagai kendala dihadapi petani dalam proses budidaya tanaman baik teknis maupun ekonomi. Salah satu kendala yang dihadapi dalam teknis budidaya yaitu penanganan hama dan penyakit yang menyerang. selama ini petani lebih menggunakan pestisida kimia dalam pengendalian hama penyakit, namun seiring dengan terus meningkatnya harga pestisida kimia, hama penyakit yang makin tebal terhadap pestisida kimia yang terus digunakan dan permintaan produk yang aman sehat dan bebas dari bahan kimia membuat pemerintah desa mangguh prihatin terhadap keadaan petani. Untuk itu pemerintah desa bekerja sama dengan PPL pertanian mengadakan pelatihan teknologi tepat guna yaitu pembuatan pestisida nabati guna menekan penggunaan pestisida kimia yang terus menerus. Pembuatan pestisida nabati menggunakan bahan-bahan alami untuk mengobati tanaman. Pembuatannya pum cukup mudah, murah dan yang diperlukan hanya ketelatenan. Pelatihan pembuatan pestisida nabati yang dilakukan adalah pestisida nabati kisela 866. pelatihan ini diadakan selama 2 (dua) hari mulai tanggal 16 maret s/d 17 maret 2020 yang diisi dengan penyampaian materi, praktek pembuatan kisela 866 hingga aplikasi di lapangan. Sebagai narasumber adalah PPL dari BPP Kintamani Timur dan peserta pelatihan adalah petani 151 orang anggota Subak Abian Sari Unggul. pestisida Nabati kisela 866 terbuat dari perbandingan 8 kg kipahit, 6 kg sereh wangi, dan 6 kg lengkuas. Ketiga bahan ini dicacah dan ditumbuk halus kemudian dicampur dengan air sebanyak 20 liter. Campuran ini disimpan selama 24 jam, selanjutnya diperas, disaring dan siap diaplikasikan dengan dengan perbandingan 1; 29 liter air. Sebagai bahan perata dapat ditambahkan 0.1 gram sabun atau deterjen per 1 liter ekstrak. Ampasnya pun dapat digunakan sebagai pupuk. pestisida nabati kisela 866 dapat digunakan untuk pengendalian hama seperti trips,kutu kebul dan lalat buah. Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan ini, petani peserta pelatihan juga diberikan bantuan alat water sprayer dengan tujuan untuk memudahkan petani dalam hal penyemprotan pupuk cair ataupun penyemprotan pestisida nabati yang telah dibuat. Bantuan alat water sprayer ini dibiayai dari anggaran dana desa sebesar Rp. 151.000.000. Dengan diadakan pelatihan dan pemberian bantuan alat water sprayer ini diharapkan perlahan-lahan bisa membantu petani dalam hal teknis budidaya tanaman menuju pertanian organik.
ipk |
---|
12 Oktober 2021 08:40:17 sangat baik |